Pola Hubungan Etnik di Wilayah Perkotaan: Sebuah Studi di Kelurahan Tanjung Hulu Pontianak Kalimantan Barat
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan etnis dan sosial dalam konteks masalah hubungan sosial dalam bidang ekonomi, agama, kekerabatan, dan masyarakat di Kelurahan Tanjung Hulu Kecamatan Pontianak Timur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Deskripsi analitis digunakan untuk menggambarkan keadaan masyarakat yang diteliti. Pendekatan kualitatif menekankan pada data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Melayu jauh lebih banyak daripada pendatang, tetapi mereka belum memenuhi syarat untuk mendominasi budaya lain. Mereka juga tidak unggul dalam bidang ekonomi. Hal ini terlihat ketika perekonomian umumnya didominasi oleh etnis pendatang seperti Madura, Padang, dan Tionghoa. Hubungan sosial bidang kekerabatan fokus pada pernikahan dalam satu suku. terutama dalam memilih pasangan masih menginginkan pasangan dari sukunya, namun perkawinan antar suku sering terjadi. Hubungan sosial dalam bidang agama tampak sangat toleran antarpemeluk agama yang berbeda. Hubungan sosial dalam kehidupan masyarakat antarkelompok etnis berjalan cukup harmonis, yang berbeda berusaha untuk hidup berdampingan, mempromosikan dan menjaga keharmonisan, terlepas dari asal etnis atau budaya. Mereka cocok dengan masyarakat tempat mereka tinggal.
The purpose of this study was to determine ethnic and social relations in the context of social relations problems in the fields of economy, religion, kinship and society in Tanjung Hulu Village, East Pontianak District. The method used is descriptive analytical qualitative method with a qualitative approach. Analytical descriptions are used to describe the state of the community being studied as it is. The qualitative approach emphasizes research methods that use qualitative data. The results show that there are far more Malays than immigrants, but they are not yet qualified to dominate other cultures. They also do not excel in the economic field. This can be seen when the economy is generally dominated by ethnic immigrants such as Madurese, Padang, and Chinese. Social relations in the field of kinship, especially in choosing a partner, still want a partner from their tribe, but inter-tribal marriages often occur. The religious factor is still being considered. Social relations in the field of religion seem very tolerant between adherents of different religions. Social relations in peoples lives between different ethnic groups seek to coexist, promote and maintain harmony, regardless of ethnic or cultural origin. In other words, they fit into the society they live in.
Downloads
References
Asril, Abd. Rahman. (2017). Integrasi Sosial Masyarakat Antar Etnik. Beranda Kajian Ilmu Sosial. https://kjnsosial.blogspot.com/2017/04/integrasi-sosial-masyarakat-antar-etnik.html.
Badan Pusat Statistik. (2021). Kecamatan Pontianak Timur Dalam Angka 2020. Pontianak: Kantor Satistik Kota Pontianak.
Hakiki, Kiki Muhamadi, Ratu Vina Rohmatika,Badruzaman,Andi Eka utra, Arya Bagaskara. (2020). Identitas Kebalian; Rekonstruksi Etnik Bali Dalam Mempertahankan dentitas Pasca Konflik. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama. 16 (1) 49-74. DOI: https://doi.org/10.24042/ajsla.v16i1.9196
Hidayah, Zulyani and Raharjo, Joko Muji. (1997). Corak dan pola hubungan sosial antar golongan dan kelompok etnik di daerah perkotaan: suatu studi masalah pembauran dalam bidang sosial dan ekonomi daerah Surabaya Jawa Timur. Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan.
Hidayat, Yusuf. (2013). Hubungan Sosial antara etnis Banjar dan etnis Madura di Kota Banjarmasin, Jurnal Komunitas 5 (1). 87-92. DOI: https://doi.org/10.15294/komunitas.v5i1.2377.
Jayaputra, Achmadi. (2014). Studi Kasus Hubungan Sosial Dalam Komunitas Orang Aceh Di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat Case Study Of Social Relation Aceh Community In Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, INFORMASI. 19 (3), https://media.neliti.com/media/publications/52782-ID-studi-kasus-hubungan-sosial-dalam-komuni.pdf.
Koentjaraningrat. (1982). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: UI Press.
Khotimah, Khusnul, Rahmat Saleh. (2018). Pola Komunikasi Antarbudaya Dalam Keberagaman Suku Di Daerah Perbatasan Provinsi Aceh (Studi Pada Suku Singkil Dengan Suku Pendatang Di Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam).JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala. 2(3). 620- 631. https://www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article/download/7564/3431.
Leksono, Agus. (2018). Menjaga Keberagaman Di Indonesia. Tangon Kosala: Jurnal akademi Kepolisian. 7 (1) 73-91. https://journal.akademikepolisian.com/index.php/tanggonkosala/article/view/573
Makalew, Jane Marlen. (2013). Akibat Hukum Dari Perkawinan Beda Agama Di Indonesia. Jurnal Lex Privatum. I (2) 131-144. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/issue/view/367/showToc
Martodirdjo, Haryo. S. (2001). Hubungan Antar Etnik, Lembang Bandung: Sespim Polri
Marzali, Amri. (1989). Pola-Pola Hubungan Sosial Antar Golongan Etnik di Indonesia. Jakarta: Depdikbud RI
Miles. (2018). Keterlekatan Ekonomi Terhadap Kehidupan Sosial (Economic Adherence to Social Life), SALAM; Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 5(1) 65-76, DOI: https://dx.doi.org/10.15408/sjsbs.v5i1.7908.
Monografi Kelurahan Tanjung Hulu Tahun 2020. Pontianak: Kantor Kelurahan Tanjung Hulu.
Nasikun, (2008). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers
Pramudito, Anselmus Agung. (2017). Merenda Cinta Melintas Budaya Hingga Senja Tiba (Studi Literatur tentang Perkawinan Antar-Budaya). Buletin Psikologi. 25 (2). 76 – 88. https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/issue/view/3219.
Pritantia, Nugi Rizki, Aceng Kosasih, Supryono. (2021). Pola Hubungan Sosial Masyarakat Multikultural Dalam Gaya Hidup Beragama (Studi Kasus Kampung Kecana Kabupaten Kuningan), IDEAS: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya 7 (3). 165-172. DOI: https://doi.org/10.32884/ideas.v7i3.442
Safrudin, dan H. Darwin. (2018). Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rajawali Press.
Soekanto, Soerjono. (2021). Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Terbaru, Jakarta: Rajawali Press.
Supardan, Dadang. (2019). Peluang Pendidikan Dan Hubungan Antar Etnik: Perspektif Pendidikan Kritis-Poskolonialis. https://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/peluang-pendidikan-dan-hubungan-antar-etnik-perspektif-pendidikan-kritis-poskolonialis-2/
Suparlan, Parsudi. (1989). Interaksi Antar Etnik di Beberapa Propinsi di Indonesia, Jakarta: Depdikbud RI.
Supriyadi. (2016). Perubahan Pola Hubungan Sosial (Keluarga, Komunitas Dan Perkumpulan) Pada Masyarakat Kampung Godegan Rt 10 Tamantirta Kasihan Bantul. Academy of Education Journal. 7 (2). 100-111. DOI: https://doi.org/10.47200/aoej.v7i2.404.
Suyono, Ariyono. (1985). Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Presindo.
Syafutra, Muhammad Yusrizal Adi, Eka N.A.M. Sihombing. (2020). Relasi Aspek Sosial Dan Budaya Dengan Politik Hukum Pemilihan Kepala Daerah Langsung Di Indonesia (Relationship Of Social And Cultural Aspects With Politics Of Law On Direct Regional Head Election In Indonesia). De Jure, Jurnal Penelitian Hukum. 20 (2), 205-220. DOI: https://dx.doi.org/10.30641/dejure.2020.V20.205-220
Yulianto, DA. (2014). Hubungan Sosial Dalam Transaksi Ekonomi Pada Komunitas Virtual Pecinta Ikan Hias (Study Deskriptif Tentang Proses Pengembangan Kepercayaan Antar Anggota Dalam Proses Transaksi Jual Beli Ikan Hias Pada Komunitas Virtual Pecinta Ikan O-Fish Forum).https://repository.unair.ac.id/id/eprint/16311
Zainudin. (2013). Kerukunan Umat Beragama Dalam Masyarakat Plural Studi Tentang The Rural Of Toleran Desa Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11956/, diakses 8 Januari 2022.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.